“Cinta…?
Inikah yang namanya cinta? Jantung berdebar tidak karuan, pipi memerah saat
melihatnya, seluruh badan mendadak kaku, semilir angin tiba-tiba datang dengan
perlahan dan tanpa disuruh terjadi senyum dadakan. Inikah yang namanya cinta?
Sungguh tidak bisa dibuktikan dengan kata-kata… Ah Indah sekali” Begitulah kata
Affan dalam hati ketika bertemu dengan Marwah…
Lantunan
ayat yang dikeluarkan semakin membuat Affan tertegun melihat Marwah, semua
orang disitu diam terkesima mendengar lantunan yang dibawa oleh Marwah. Ya…
wanita yang berkerudung dengan muka yang sangat cantik itu, siapa pun orang
yang melihatnya pasti langsung suka padanya, selain dia cantik dia juga pintar
membaca al-qur’an. Tidak salah kalau Affan sangat mengaguminya,
Selesai
acara seminar itu, Affan langsung menemui Marwah
“hhaa..ii”
katanya agak gugup
“Hai
Mas Affan? Ada apa?”
“Selamat
ya seminarnya berjalan sukses, tadi lantunan ayatnya indah sekali”
“Terimakasih
mas, saya balik dulu ada acara lain”
“Iya
hati-haatiii…”
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum
Salam”
Affan
tersenyum girang, tidak peduli banyak orang yang melihatnya, Affan sudah
berjanji akan menyunting gadis cantik nan pintar itu. seminggu lagi iya akan
menemui salah satu dosen nya yang dikenal dekat dengan Marwah, dia akan meminta
bantuannya untuk menyampaikan kalau dia ingin menyunting marwah sebelum
terlambat.
saat
itu affan langsung bertemu ibu salamah, salah satu dosen yang bisa dibilang
dekat dengan Marwah
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum
Salam, silahkan masuk nak Affan”
“Terimakasih
bu..”
“Ada
apa ya nak Affan mau bertemu dengan saya?”
“Sebelumnya
terimakasih ibu sudah mau meluangkan waktunya untuk saya, jadi langsung ke
intinya saja bu, sudah lama saya menyukai mahasiswi nya ibu yang bernama Marwah
itu. saya ingin melamarnya. Disini saya ingin minta bantuan ibu, untuk
menyampaikan hal ini pada Marwah. Karna saya lihat ibu adalah dosen yang dekat
dengan Marwah”
“Nak
Affan yakin akan melamar Marwah?”
“Sangat
yakin bu, saya harap ibu bisa membantu saya”
“Insyaalah
saya akan menyampaikan dengan secepatnya”
“Terimakasih
bu”
Affan
keluar kantor ibu salamah dengan hati berbunga-bunga, Affan langsung menuju
kafe favoritnya itu, dia langsung mengerjakan tugas kuliahnya, dia lagi
melakukan penenitian buat Karya ilmiahnya tentang seorang pelacur, Dan dia
minta temannya untuk mengirim salah satu foto dan identitas seorang pelacur
yang sangat terkenal. Affan mengecek
emailnya foto dan identitas terkirim ke emailnya, seorang tersebut bernama
Revalina Dyra Sulisya, dia sudah 3 tahun menyandang status itu. dan dia seorang
pelacur yang sangat di incar oleh semua pria hidung belang. Disitu juga sudah
tertera telefon dan alamatnya. Affan langsung mengirim pesan,
“Assalamu’alaikum… Bisa bertemu untuk
wawancara? Saya butuh bantuan anda, terimakasih”
Kringg
Sms dibalas
“Wa’alaikum salam, bs, dmn n kpn?”
“Dikafe Bintang besok siank jam 2”
“Oke”
***
Jam
2 siang Affan sudah ada dikafe favoritnya itu, dia membuka laptopnya dan
browsing tentang tugasnya. Tiba-tiba ada sms, affan lansung mebukanya,
“Km dmn? Pke bju apa?”
“aku duduk paling pojok dengan laptop.
Pakai baju berwarna coklat”
Affan kembali serius pada laptopnya, dan
beberapa menit seseorang sudah didepannya. Affan masih menuduk dan tidak
melihat wajah perempuan itu.
“permisi?
Saya revalina, bapak yang kemarin malam sms saya?”
Affan
menoleh kearah perempuan itu, perempuan itu kaget bukan main, yang ditemuinya
ternyata Affan, seorang yang telah melamarnya. Perempuan itu mencoba tidak
salah tingkah. Tapi ternyata Affan lebih kaget bukan main
“Anda?
Revalina?”
“iya”
“Anda
mirip dengan teman saya, saya pikir anda teman saya tadi, tapi rasanya tidak
mungkin. Teman saya itu menggunakan pakaian terbuka seperti ini, dia menggunakan
kerudung, Beda sekali dengan anda. Maafkan saya”
“Oh
tidak apa-apa pak” jawab revalina santai
“Silahkan
diminum dulu, maaf ya merepotkan. Saya butuh bantuan anda untuk tugas saya”
“Selagi
itu membuat orang lain senang, insyaallah saya bisa membatu pak”
“Wah,
tutur bahasa anda ternyata lebih halus dari yang saya bayangkan”
Tiba-tiba
dari arah yang berebeda, seorang memanggilnya dengan sebutan marwah, Affan
kaget bukan main, dan Revalina juga tambah kaget, dia panic, pucat dan tidak
bisa berbuat apa-apa, semua kejadian ini jauh dari dugaannya,
“Ibu
Salamah?” ucap Affan lirih “Marwah? Siapa yang dimaksud Marwah disini?”
“Affan?
Kamu disini?”
“Sebenarnya
ada apa ini?”
Revalina
diam, kenapa ibu memanggil revalina
dengan sebutan Marwah? Affan mulai menebak-nebak
“Oh..
Tidak, Marwah teman saya maksudnya nak Affan, bukan Marwah gadis yang nak Affan
sunting itu” muka ibu salamah pucat dan gugup
Suasana
sunyi.. Revalina diam seribu bahasa dan ibu salamah masih pucat dan tidak berani
menatap Affan
“Aku
Marwah Mas” katanya pelan
“Marwah,
Gadis yang mau aku lamar?”
“Iya
mas” jawab Revalina sambil berkaca-kaca
Affan
tambah bingung dengan kejadian ini, tidak mungkin orang yang cintai adalah
seoarang pelacur, Bagaimana mungkin Marwah yang pintar mengaji memakai kerudung
dan cantik itu bisa berubah menjadi Revalina seorang pelacur yang sudah sangat
terkenal itu. Affan menangis dan tidak tau harus berbuat apa lagi. Tapi
bagaimana pun Affan sudah sangat mencintai Marwah karna yang Affan tau dia taat
dalam ibadah, dan sekarang dia harus menemui Marwah berubah menjadi sesosok
Revalina? Apakah aku masih bisa mencintai
marwah dengan keadaan seperti ini?