Senin, 08 Juli 2013

MASIH BISAKAH AKU MENCINTAIMU?



“Cinta…? Inikah yang namanya cinta? Jantung berdebar tidak karuan, pipi memerah saat melihatnya, seluruh badan mendadak kaku, semilir angin tiba-tiba datang dengan perlahan dan tanpa disuruh terjadi senyum dadakan. Inikah yang namanya cinta? Sungguh tidak bisa dibuktikan dengan kata-kata… Ah Indah sekali” Begitulah kata Affan dalam hati ketika bertemu dengan Marwah…
Lantunan ayat yang dikeluarkan semakin membuat Affan tertegun melihat Marwah, semua orang disitu diam terkesima mendengar lantunan yang dibawa oleh Marwah. Ya… wanita yang berkerudung dengan muka yang sangat cantik itu, siapa pun orang yang melihatnya pasti langsung suka padanya, selain dia cantik dia juga pintar membaca al-qur’an. Tidak salah kalau Affan sangat mengaguminya,
Selesai acara seminar itu, Affan langsung menemui Marwah
“hhaa..ii” katanya agak gugup
“Hai Mas Affan? Ada apa?”
“Selamat ya seminarnya berjalan sukses, tadi lantunan ayatnya indah sekali”
“Terimakasih mas, saya balik dulu ada acara lain”
“Iya hati-haatiii…”
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum Salam”
Affan tersenyum girang, tidak peduli banyak orang yang melihatnya, Affan sudah berjanji akan menyunting gadis cantik nan pintar itu. seminggu lagi iya akan menemui salah satu dosen nya yang dikenal dekat dengan Marwah, dia akan meminta bantuannya untuk menyampaikan kalau dia ingin menyunting marwah sebelum terlambat.
saat itu affan langsung bertemu ibu salamah, salah satu dosen yang bisa dibilang dekat dengan Marwah
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum Salam, silahkan masuk nak Affan”
“Terimakasih bu..”
“Ada apa ya nak Affan mau bertemu dengan saya?”
“Sebelumnya terimakasih ibu sudah mau meluangkan waktunya untuk saya, jadi langsung ke intinya saja bu, sudah lama saya menyukai mahasiswi nya ibu yang bernama Marwah itu. saya ingin melamarnya. Disini saya ingin minta bantuan ibu, untuk menyampaikan hal ini pada Marwah. Karna saya lihat ibu adalah dosen yang dekat dengan Marwah”
“Nak Affan yakin akan melamar Marwah?”
“Sangat yakin bu, saya harap ibu bisa membantu saya”
“Insyaalah saya akan menyampaikan dengan secepatnya”
“Terimakasih bu”
Affan keluar kantor ibu salamah dengan hati berbunga-bunga, Affan langsung menuju kafe favoritnya itu, dia langsung mengerjakan tugas kuliahnya, dia lagi melakukan penenitian buat Karya ilmiahnya tentang seorang pelacur, Dan dia minta temannya untuk mengirim salah satu foto dan identitas seorang pelacur yang sangat terkenal. Affan  mengecek emailnya foto dan identitas terkirim ke emailnya, seorang tersebut bernama Revalina Dyra Sulisya, dia sudah 3 tahun menyandang status itu. dan dia seorang pelacur yang sangat di incar oleh semua pria hidung belang. Disitu juga sudah tertera telefon dan alamatnya. Affan langsung mengirim pesan,
“Assalamu’alaikum… Bisa bertemu untuk wawancara? Saya butuh bantuan anda, terimakasih”
Kringg Sms dibalas
“Wa’alaikum salam, bs, dmn n kpn?”
“Dikafe Bintang besok siank jam 2”
“Oke”
***
Jam 2 siang Affan sudah ada dikafe favoritnya itu, dia membuka laptopnya dan browsing tentang tugasnya. Tiba-tiba ada sms, affan lansung mebukanya,
“Km dmn? Pke bju apa?”
“aku duduk paling pojok dengan laptop. Pakai baju berwarna coklat”
 Affan kembali serius pada laptopnya, dan beberapa menit seseorang sudah didepannya. Affan masih menuduk dan tidak melihat wajah perempuan itu.
“permisi? Saya revalina, bapak yang kemarin malam sms saya?”
Affan menoleh kearah perempuan itu, perempuan itu kaget bukan main, yang ditemuinya ternyata Affan, seorang yang telah melamarnya. Perempuan itu mencoba tidak salah tingkah. Tapi ternyata Affan lebih kaget bukan main
“Anda? Revalina?”
“iya”
“Anda mirip dengan teman saya, saya pikir anda teman saya tadi, tapi rasanya tidak mungkin. Teman saya itu menggunakan pakaian terbuka seperti ini, dia menggunakan kerudung, Beda sekali dengan anda. Maafkan saya”
“Oh tidak apa-apa pak” jawab revalina santai
“Silahkan diminum dulu, maaf ya merepotkan. Saya butuh bantuan anda untuk tugas saya”
“Selagi itu membuat orang lain senang, insyaallah saya bisa membatu pak”
“Wah, tutur bahasa anda ternyata lebih halus dari yang saya bayangkan”
Tiba-tiba dari arah yang berebeda, seorang memanggilnya dengan sebutan marwah, Affan kaget bukan main, dan Revalina juga tambah kaget, dia panic, pucat dan tidak bisa berbuat apa-apa, semua kejadian ini jauh dari dugaannya,
“Ibu Salamah?” ucap Affan lirih “Marwah? Siapa yang dimaksud Marwah disini?”
“Affan? Kamu disini?”
“Sebenarnya ada apa ini?”
Revalina diam, kenapa ibu memanggil revalina dengan sebutan Marwah? Affan mulai menebak-nebak
“Oh.. Tidak, Marwah teman saya maksudnya nak Affan, bukan Marwah gadis yang nak Affan sunting itu” muka ibu salamah pucat dan gugup
Suasana sunyi.. Revalina diam seribu bahasa dan ibu salamah masih pucat dan tidak berani menatap Affan
“Aku Marwah Mas” katanya pelan
“Marwah, Gadis yang mau aku lamar?”
“Iya mas” jawab Revalina sambil berkaca-kaca
Affan tambah bingung dengan kejadian ini, tidak mungkin orang yang cintai adalah seoarang pelacur, Bagaimana mungkin Marwah yang pintar mengaji memakai kerudung dan cantik itu bisa berubah menjadi Revalina seorang pelacur yang sudah sangat terkenal itu. Affan menangis dan tidak tau harus berbuat apa lagi. Tapi bagaimana pun Affan sudah sangat mencintai Marwah karna yang Affan tau dia taat dalam ibadah, dan sekarang dia harus menemui Marwah berubah menjadi sesosok Revalina? Apakah aku masih bisa mencintai marwah dengan keadaan seperti ini?

AKU MEMILIH SETIA


PYARRR. . . Suara keras membuyarkan lamunanku, semua orang tertuju pada suara itu,. Suara keributan di tengah keramaian orang.
Aku menoleh kearah suara itu, suara gelas pecah. Seorang telah ceroboh memecahkan gelas di keramaian orang. Dia dan pelayan acara pernikahan itu sibuk membereskan gelas pecah itu, sudah beberapa saat semua orang sudah tidak peduli dengan kejadian itu,.Mereka hanya menoleh sebentar kemudian tak peduli lagi mereka menganggap hanya kecelakaan kecil saja, yah.. begitu lah sikap orang kota “gak pernah peduli” aku datang menuju keributan itu, mencoba menolong,  seorang laki-laki dan pelayan muda sudah hampir selesai membereskan pecahan gelas itu. aku tak perlu membantu lagi, aku hanya memperhatikan mereka saja dan beberapa detik kemudian  sudah beres membersihkan pecahan itu.
“Terimakasih ya mas”
“Sama-sama mas”
pelayan itu langsung pergi begitu saja meninggalkan pemuda tersebut, sepertinya aku tidak perlu sok peduli hanya karna kecelakaan kecil itu. aku melanjutkan aktifitasku. Melihat pengantin pria dan wanita menuju kepelaminan. Pengantin wanita yang aku kenal akrab dengan ibu Resti, guru fisika yang paling baik disekolah, hari ini dia cantik sekali. Sudah 1 tahun tidak bertemu beliau ternyata tidak berubah masih terlihat anggun, dan pengantin pria pak yogi guru Agama islam yang terkenal dengan hadisnya itu sekarang duduk diatas pelaminan bersama ibu resti, guru yang mempunyai kepribadian baik sekali, keduanya cocok sama-sama baik, cantik dan ganteng. Apalagi pak yogi yang tambah gagah. Yang merupakan salah satu guru yang paling tampan di sekolah.  Ah… mereka bener-bener serasi Ucapku dalam hati.
“Hei Riska” Suara itu mengagetkan ku, aku langsung menoleh kearah suara itu.
“Rendy?”
aku tersenyum kecil, Dia.. teman SMA ku, sekaligus cinta pertamaku.
“Apa kabar? Kamu diundang juga?”
“Baik, Alhamdulillah, jadi tadi kamu yang mecahin gelas?? (Ketawa kecil) seminggu yang lalu bu resti datang kerumahku, disuruh nyebarkan undangan ke teman-teman, aku ga tau kalo kamu juga diundang. Kamu apa kabar?”
“hahah.. Cuma kecelakaan kecil. Iya aku Baik juga, aku di undang pak yogi, gimana kuliahnya?”
“ya lancar-lancar saja, kemana aja kok ga ada kabar?”
“aku juga sibuk kuliah” jawabnya datar
“oh iya..kamu kan pernah bilang kalo nanti kuliah, kamu mau fokus dulu ma kuliah kamu, ga mikir yang lain. Sampai-sampai emailku juga di abaikan ya.. saking sibuknya calon dokter ini”
“Iya sorry ya..” katanya pelan
“gapapa kok”
“Nomor hape mu kenapa ganti?” jawabku agak ragu
“Kemarin hapeku hilang, jadi semua kontak hilang”
“Tapi Apakah…… (kamu tidak mencoba menghubungiku saat itu.. atau emang kamu ga pernah ada perasaan sama aku? Atau kamu sudah punya orang yang kamu sukai? Dan itu bukan aku? Benarkah begitu?“ Ucapku dalam hati.
“Tapi kenapa ris?
“oh tidak apa-apa”
“sudah dulu ya,lanjut kapan-kapan lagi, aku mau ke pak yogi dulu, lalu pamit pulang, aku harus ketemu dosen ku malam ini buat ACC”
“iya Ren” jawah ku kecewa
Rendy melangkah menuju pak yogi, dan tiba-tiba dia menghentikan langkahnya dan berjalan menuju arahku,
“Hari ini kamu cantik, tunggu aku ya. Aku pasti akan menemui kamu lagi. PASTI” katanya sambil tersenyum dan beberapa menit kemudian dia hilang begitu saja, bahkan dia tidak minta nomor hapeku. Aku agak sedikit putus harapan disini. Aku ga yakin kalo rendi juga suka sama aku. Tapi “tunggu aku, aku pasti akan menemui kamu lagi” maksutnya apa? Apakah dia mau menyakatan cintanya sama aku? Tapi kapan?? Sampai  saat ini pun peasaanku sama dia tidak sedikitpun berubah, bahkan tak satupun cowok yang aku terima demi menunggu rendy menyatakan persaannya padaku, Tapi kenapa dia juga tak sedikitpun membuka harapan padaku. Disini aku mulai putus asa. . .
***
Kejadian diacara pernikahan bu Resti sama pak Yogi kemarin masih jadi pikiran, lebih tepatnya kepikiran rendy.
Tittt.. Sms hape ku berbunyi
“Hai Ris, dimana, bisa ketemu. Aku tunggu di kantin ya?”
sms dari kakak angkatan Mas Tofan, dia sudah satu tahun ini perhatian sama aku, dan aku tak pernah memperdulikan perhatiannya Mas Tofan sama aku, Gosip di kampus kalo aku jadian sama Mas Tofan itu juga aku abaikan, aku anggap itu angin lalu yang tak perlu ditanggapi serius,. Mungkin mereka tidak ada bahan pembicraan lain untuk dijadikan gosip mingguan atau bulanan atau entahlah.. aku tidak peduli hal itu..
Karena menghargai dan menghormati Mas Tofan, aku datang ke kantin, aku ga pernah menolak permintaannya untuk bertemu. Bahkan bisa dibilang kita sering jalan. Tapi aku sama sekali tidak ada perasaan sama Mas Tofan, aku sudah menutup hatiku buat orang lain kecuali Rendy.
Siank itu aku bersama mas Tofan di kantin, seperti biasa aku berbicara tentang mata kuliah ku dan Mas Tofan juga begitu, kita tidak pernah bicara hal lain kecuali bicara tentang kuliah masing-masing. Mas tofan selalu membantu ku saat aku kesulitan dengan mata kuliah yang aku pelajari, tapi sekali lagi aku tetap tidak isa membuka perasaanku sama mas tofan, walaupun tema-temanku bilang kalau mas tofan suka sama aku, aku tidak sedikitpun punya perasaan suka..
Pulang Kuliah dan berangkat kuliah pun aku selalu barenag Mas Tofan, tapi itu karna rumah kita searah. Bukan karena ada janjian atau gimana.
sepulang kuliah aku ketemu Rara, dia teman baikku di kelas ekonomi,
“Eh Ris, kenapa ga terima aja sih mas Tofan, dia itu sudah ganteng, pinter lagi, bentar lagi dia itu mau diangkat jadi assisten dosen loh, rugi kalo kamu nolak dia”
“Emangnya mas tofan suka sama aku?”
“masak kamu ga sadar sih, iya dia suka sama kamu, Kamu jadi orang ga peka banget sih”
“Aku masih nunggu Rendy Ra.. Aku ga ada perasaan apa apa sama mas Tofan, lagian mas tofan tidak pernah mengunggapkan perasaan nya sama aku kalo dia suka ma aku, apanya yang harus diterima?”
“Rendy itu tidak jelas juntrungannya ris,, Move On ris. Sudah ada mas tofan yang lebih baik dari pada rendy”
“Kamu tau apa tentang rendy? Perasaan seseorang tidak bisa dipaksakan ra”
Rara diam.. dan aku pun langsung dijemput oleh mas Tofan
“Aku pulang dulu ra”
“iya” jawab rara lirih
aku tau rara pasti kesel sama perkataanku tadi yang agak sedikit kasar, aku juga bingung kenapa sampai rara pun teman dekatku bisa ngomong hal semacam ini. Selama diperjalanan aku hanya diam, ga ada satu kata pun aku lontarkan tidak seperti biasanya, aku juga bingung kenapa, perasaan ini… entah kapan berubahnya menjadi dingin kaku seperti ini berada didekat mas tofan,
“Kamu Kenapa ris? Ada masalah ma kuliahnya?”
“Ga ada mas” kataku kaku… aku kenapa ini?  Kenapa tiba-tiba kaku begini
“Kamu sakit?”
“Ga” kataku cuek
“kamu beda hari ini, Aku punya salah ya ris?”
“ga salah apa-apa kok”
“terus ada apa?”
“ga apa-apa”
suasana kembali sunyi…
“Ris,aku suka sama kamu” Aku diam.. aku ga kaget mendengarnya
“Ris kamu masih mendengarkan aku kan? Kamu mau jadi pacarku?”
Dan aku Mengangguk sambil Ragu.. dan hari itu menit itu detik itu aku sudah mau mulai melihat kedepan, aku tidak mau mengaharapkan rendy yang bahkan tidak pernah menghubungiku lagi. Bahkan dia suka sama aku pun aku juga tidak tau. Aku mencoba membuka hatiku untuk mas tofan..
***
Sudah 2 tahun aku jadian sama mas tofan, dan semuanya lancar tidak ada hambatan, hubungan kita sama seperti kita dulu, baca buku, sharing, dan belajar bersama, dan aku sangat menikmatinya. Walaupun perasaanku belum sepenuhnya untuk mas tofan.
Dan saat itu juga mas tofan melamarku, tepat di hari jadian kita yang 2 tahun, aku menerimanya walau perasaanku masih ragu, aku ga mungkin menyakiti perasaan mas tofan yang sebaik itu, tidak mungkin. Dan 1 bulan lagi kita akan menikah…dan aku ga tau sudah siap apa tidak.
3 Minggu menjelang pernikahanku, seseorang mengirimku surat dan mengajak bertemu di sebuah kafe dan dia adalah Rendy
“Hai Ris”
“Hai…” aku kaget bukan main, perasaan senang ini, perasaan deg degan ini muncul tiba-tiba tidak tau arahnya dari mana. Tapi…
“apa kabar?” tanyaku basa-basi
“baik” katanya sambil tersenyum.. senyumnya manis sekali. Oh astaufirwah.. ini ga boleh terjadi, ingat riska,.. kamu sudah mau menikah. Lirih ku dalam hati
“ada hal penting apa yang mau di omongin?”
“Ris..(katanya sambil menatapku dan perasaan deg degan itu muncul kembali) selama ini aku kuliah 5 tahun untuk jadi dokter, dan harapanku untuk jadi Mhasiswa terbaik sudah aku raih, kamu ingat? Aku pernah bilang akan focus kuliah dulu, setelah itu aku akan menemui kamu, selama ini aku focus kuliah demi kamu, aku sudah janji akan menemui kamu setelah aku wisuda. Dan sekarang aku sudah jadi dokter ris”
“kamu senang?”
“ya jelas aku sangat senang, aku kesini menemu kamu, untuk menyatakan perasaanku padamu. Selama 6 tahun ini, aku sudah memendam perasaan suka padamu. Baru kali ini aku berani mengatakannya. Ris.. maukah kamu menikah denganku?”
“apa sekrang kamu bahagia?” jawabku sambil berkaca-kaca
“iya.. aku bahagia sudah bisa menyakatan ini padamu”
“apa kamu lebih mementingkan Kuliah mu dari pada perasaanmu? Ataupun perasaanku? Selama ini kamu kemana? Kenapa baru sekarang kamu datang menemui ku, kenapa disaat aku mengaharapkan kamu datang padaku, kamu tidak ada kabar, bahkan email ku tidak pernah kamu balas. Kenapa baru sekarang ren?” jawabku bersedu-sedu tidak bisa menahan air mata.
“apakah aku sudah terlambat?”
aku diam.. aku menangis, tidak berani menatap Rendy.
“siapa laki-laki itu?” aku hanya diam tak bisa berkata apa-apa..
“ini undangan pernikahanku, (sambil mengulurkan undangan pada rendy) aku menyukai mu ren, tapi itu dulu..” Rendy berkaca-kaca dan akhirnya dia juga menangis dihadapanku
“aku menunggu mu.. tapi ga tak kunjung datang, wanita mana yang mau menunggu ketidakpastian selama 9 tahun, sejak SMA? Aku sudah menutup pintu hatiku buat orang lain demi kamu, tapi kamu tidak kunjung datang. Saat itu aku mulai putus asa.. aku minta maaf”
Rendy diam dan aku pun langsung bergegas mengambil tas beranjak pergi dari rendy, aku mencoba tersenyum dan mengusap air mataku.
“mungkin kita tidak jodoh, datang ya ke pesta pernikahanku”
Aku langsung bergegas pergi meninggalkan rendy sendirian di kafe itu…

Sabtu, 06 Juli 2013

Ga Ada Judul

Hari ini hari Sabtu ya?
mau nulis apa ya?
Bingung..hehehe asal nulis saja deh :D
sekrang lagi liburan panjang nih..
Rencananya mau ngisi liburan di BAZ Jatim jadi relawan Zakat
Tapi masih belum panggilan kesana, belum ada sms atau telfon
Ya ditunggu aja, dijalani dengan ikhlas :)
Jadi liburan gak di rumah deh... hikshiks
gpp lah cari pengalaman ajah..


uda dulu ya.. bingung mau nulis apa soalnya.. :) tha

Selasa, 02 Juli 2013

KAMU TIDAK SENDIRIAN


Waktu itu hari Minggu, pagi nya aku, Filza, Nindia, Tika, Adhis dan mb Rinda belajar kalkulus. Belajar nya dirumah Tika. Waktu itu aku naik bemo untuk bisa kerumah tika.. Setelah nyampek rumahnya tika, Aku kaget lihat kondisi rumahnya tika, aku kira isu itu ga terlalu benar kalau tika tinggal sendirian dirumah. Ternyata benar dia tinggal sendirian di rumahnya tanpa ada sepupu atau pun saudaranya yang menemaninya.. kamu tau kenapa itu kawan? Dia seorang batang kara. Menyesakkan aku melihatnya, awalnya aku mencoba tegar lihatnya, mencoba biasa-biasa saja.. “Alah paling tika juga ada yang nemenin, kalau ga saudara, sepupu atau siapapun, ga mungkin kan saudaranya membiarkan tika tinggal sendirian tanpa orang tua?” itulah yang ada dipikiranku waktu itu.. tapi tau kah kamu kawan, apa yang terjadi?
Setelah belajar kalkulus, aku Sengaja nginep dirumahnya tika, Alasannya Ga ada bemo yang mau balik ke kos, dari pada malam dijalan, diculik orang atau gimana (Berpikir negative) amannya aku ginep saja dirumahnya tika..
Ya.. Aku mencoba bertanya ma dia, apa ga ada yang mau tinggal sama kamu? Dia bilang ga ada, mereka punya kehidupan sendiri-sendiri. Oh tuhan waktu itu aku tidaj tau apa yang ada dipiran orang sekuat tika.. aku masih beruntung di banding dia
L Salah besar kalau aku ga pernah bersyukur pada-Nya
Aku Salut aku bangga orang seperti dia bisa setegar ini, aku mencoba Tanya lagi yang lebih pribadi..
“Sejak kapan kamu Tinggal sendirian?”
“Sejak Kelas 2 SMP”
Sejak kelas 2 SMP? selama 6 tahun hidup tinggal sendirian dirumah? Disini pintu hatiku terbuka lagi.. aku semakin bersyukur atas karunia yang Allah berikan padaku.. Kelas 2 SMP masa anak-anak yang butuh perhatian butuh pengarahan buat masa depan sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya.. Aku mendengarkan aja sudah tidak sanggup apalagi menjalani, Sepuluh jempol buat kamu Tika…
Aku kembali bertanya, disini aku agak kepo, karna penasaran,
“Kamu bisa hidup 6 tahun dirumah sendirian? Apa kamu kuat? Apa bisa?”
“Awalnya mentalku ga sekuat ini yun, aku awalnya nangis-nangisan. Tapi apa iya aku harus gini terus? Ya aku mencoba tegar yun, ya buktinya sampe sekarang aku masih  bisa bertahan hidup. Ya aku kadang kerumah mamaku yun”
“mama?”
“saudaranya ibuku, aku panggil mama yun, dia yang membiayai sekolahku”
Disini pikiran dan perasaan ku agak sedikit menurun, lega lah dengar nya.. tenyata masih ada saudaranya tika yang peduli, tapi emangg seharusnya peduli sih.. kan saudara.
J
“terus kok bisa ibu dan bapakmu meninggal?” pertanyaanku lebih personal kali ini.. sebenanya aku takut nanya ini, takut tika tersinggung, tapi dia menjawab dengan enteng,
“Sebenarnya, aku itu ga tau wujud bapakku yun, aku itu di tinggal dari kecil sama bapakku. Katanya bapakku nakal suka minum-minuman begitulah.. jadi ya dari kecil aku ga tau sama bapakku, aku tinggalnya sama ibu”
“terus ibumu?”
“ibuku komplikasi yun”
Oh Tuhan,, kok ada ya cerita se pilu ini, awalnya pengen nangis, tapi aku tahan. Bayangkan 6 tahun tinggal dirumah sendirian. Aku ga bisa kayaknya..
 “kamu ga takut tik, tinggal dirumah sendirian?”
“Ngapain takut, tapi kadang takut ketika hujan datang, bocor yun dan aku sendirian pula”
Aku diam
“kadang aku pernah berpikir mau nikah yun, biar ada menemani”
Iya.. nikah ! itu ide yang cemerlang. Tapi kan masi kuliah. Masak iya mau nikah pas masih kuliah, bentroan nantinya. Nikah memang ide yang bagus mengatasi kegalauan, kesendirian, dan kesedihan. Supaya bisa berbagi cerita satu sama lain, tapi aku kira belum waktunya untuk nikah, tapi  ada baiknya juga.. ya itu tergantung tika. Aku mendukung kalau masalah nikah ini, karna dia juga butuh teman di rumahnya. Semoga Allah memberikan yang terbaik saja. #amin
***
Waktu itu aku  solat magrib dan ketepatan malam itu malam nifsuSa’ban malam dimana tutupnya buku amalan manusia dalam satu tahun ini dan membuka lembaran baru, sudahnya solat Aku ngaji yasin 3x karna sudah kebiasaan dirumah waktu malam nifsu sa’ban seperti itu, dan saat aku selesai ngaji tika mengatakan,
“Ajarin aku ngaji yun”
aku tercengang, ajari aku ngaji? Masak iya sudah kuliah ga bisa mengaji? Apa dia ga pernah belajar ngaji? Tapi kenapa status di Facebook dia sharekebanyakan tentang Al-qur’an? Yang benar yang mana? Banyak pertanyaan dipikiranku..
“tika ga bisa ngaji?”
“nggak, aku ga tau tajwidnya”
“terus kalo solat kan baca suratnya dari al Qur’an juga”
“kalo yang itu aku hafalan, aku putus ngaji sejak SMP. Jadi hanya hafalan surat aja, ga sampe baca al-Qur’annya, jadi aku ga tau tajwidnya, ajarin aku ya?”
“iya nanti aku ajari sudahnya UAS ya?”
“ia”
Kawan.. ini dia yang aku kawatirkan, tinggal sendirian ga ada orang tua, ga ada pengawasan intensif, tika ga bisa ngaji, bukannya ga bisa sih, mungkin dia bisa tapi sulit memahami tajwidnya. Dan aku disini sudah berjanji untuk mengajari tika ngaji sampai bisa. Bagaimana bisa aku membiarkan temanku yang satu agama dan sudah lama ditinggal orang tuanya aku biarkan dia ga bisa baca al-Qur’an, aku gamau ini terjadi. Setidaknya baca surat yasin dulu lah, biar tika bisa baca surat pengantar buat kedua orang tuanya. Suapaya orang tuanya bisa tenang dan tersenyum bahagia walaupun belum sempat mengajari anaknya ngaji.  
Ini tugasku, mengajari tika ngaji sampai bisa.. semoga proses nya cepat
***
hari kedua aku juga tinggal dirumah tika, alasannya kenapa? Karna aku kasian lihat tika tinggal sendirian dirumah. Jadi aku ajak semua anak-anak untuk belajar lagi dirumah tika biar suasananya rame..
“enak ya, rame ! seneng aku. Biasanya pulang-pulang sudah ga ada orang”
Begitu kata tika pas kita belajar dirumahnya, Aku tersenyum sedikit. Meski yang lain sibuk sendiri-sendiri.
Malam harinya aku juga nginep dirumah tika, dan sengaja kali ini aku nginep karena mau nemenin tika dirumah. Lagian di kos aku juga ga ada kerjaan.
Dan aku bertemu dengan “Kanza” Keponakannya tika, dia lucu, cantik, imut dan unyu-unyu.
Eh pas kanza main kerumahnya tika, ada ibunya kanza menjemput “ayuk pulang” begitu perintahnya, tanpa senyum sedikitpun, padahal sudah aku sapa pake senyum manis-manis malah dicuekin, ga disenyumin sama sekali, “Tuh orang judes banget” Lirihku dalam hati…
Nah pas kanza pulang dan ibunya juga pulang, aku langsung Tanya ma tika, “Tik, Ibunya kanza tuh kenapa? Aku nyapa ga senyum senyumnya sekali”
“iya orangnya begitu yun, dari dulu, sekrang masih mendingan yun”
“oh.. iya ta?”
“iya yun, dia tuh pelit ma aku, padahal uda tau kan aku orangnya kayak gini. Terus kalau dia punya makanan dikulkasnya dan sudah lama ga di makan baru dikasih ma aku, aku ya ga mau yun. Contohnya kayak kue tar, suruh ambil di kulkas, padahal sudah keras. Ya aku bilang aja ga suka, sebenarnya aku suka yun. Tapi sapa yang mau makan kue tar yang uda keras”
“tega banget ya tuh orang”
“iya yun, sekarang agak mending, karena sudah tegor ma mama yun, tapi tetap aja orangnya kalau ada makanan yang sudah dia ga suka baru dikasih ma orang”
“Itu pelit namanya”
Orang seperti tika, masih ada yang gituin? Ga ingat apa, dia yatim piatu ! tuh orang ga tau adab, masak iya orang sudah tinggal sendirian, ga punya orang tua, masih pelit ma tika. Ga berperimanusian, padadal sudah sekolah sarjana. Tapi kelakuannya sama persis seperti anak SD yang ga pernah lulus lulus..
Hari kedua nginep dirumah tika, aku ga bisa tidur, entah apa yang aku pikirkan waktu itu. Rasanya berat untuk tidur. Tepat jam 1 malam, mataku masih belum bisa merem dan tokek yang ada dirumahnya tika bunyi terus menerus, membuatku tambah ga bisa tidur.. kenapa pas hari pertama aku nginep dirumahnya tika, tokeknya ga bunyi? Kenapa pas hari kedua tokeknya bunyi? Banyak pertanyaan! Aku merinding.. takut, tika tidur pulas, tika pernah cerita ma aku kalau tokeknya selalu berbunyi setiap hari, ga pernah berhenti, tapi pas aku nginep pertama kalinya tokeknya tidak bunyi sama sekali. Bunyinya membuatku ga bisa tidur. Mungkin tokek itu yang menjadi taman tika selama ini…
Banyak pertanyaan yang membingungkan, mungkin ini Cuma mitos ! dan aku yakin kalau tokek itu berbunyi untuk menemani tika.
Dan aku juga yakin, tika ga pernah sendirian, ada Allah yang selalu menjaganya dimanapun dia berada.
Semoga dia kuat menjalani semua kehidupan ini, hidup tanpa kedua orang tua. Semoga dia sabar, tabah kuat dan meningkatkan imannya untuk kebahagian kedua orang tuanya di alam Sana. #Amin

*Bersambung…………….

Diambil Dari kisah nyata, “ATIKA RATNASARI”

Kita Mahasiswa Bukan Anak SMA


Sejak memasuki awal menjadi mahasiswa, aku kira jadi mahasiwa itu enak, bisa foya-foya, jalan-jalan seenaknya, Handout ma teman-teman, tapi ga juga L ada sisi ga enaknya.. tau ga apa itu? Nah kita kan sudah mahasiswa nih bukan anak SMA lagi.. ketika kita berada dalam kelas dan teman kita mempunyai karakter yang berbeda-beda, ada persepsi yang berbeda-beda juga.. Pasti ada salah satu atau salah dua atau salah banyak yang ga suka ma kita, karena karakter kita yang ga cocok ma mereka..kalo perlu karakter yang sama jangan jadi mahaiswa donk, hihih Dunia emang aneh ya..
 Aku mau cerita nih.. masalah personal juga sih J hehehe
Kita itu mahasiswa kan bukan anak SMA lagi, nah ketika itu kita sudah harus mandiri, Ga tergantung pada orang lain, sudah menyesuaikan pikiran dengan orang lain.. Nah apa salah ketika berada di dalam kelas, dan kita banyak Tanya, banyak maju, banyak tampil didepan. Pasti di bilang caperlah apa lah.. Bukannya harus begitu kalau mahasiswa?? Iya kan? Mahasiswa itu harus kritis, peka, mandiri dan bertanggung jawab.. pa iya harus tergantung pada orang lain terus seperti anak SMA saat ada tugas mesti nunggu temannya yang pintar mengerjakan lalu Nyontoh.. Apa kita seperti itu juga? Apa pantas Mahasiswa seperti itu? Oh no.. Mau dibawa kemana generasi Indonesia ini, Kalo kita hanya nunggu jawaban dari orang lain kapan kita akan maju? kita sudah dewasa.. apa iya mau manja manjaan terus? Haloo?? Plis bangkit kawan..
Ketika kita maju, mereka ga suka.. Terus kenapa ga mereka aja yang maju (Dibilang caper lah, sok pintar lah) ketika kita bertanya terus, mereka ga suka.. terus kenapa ga mereka aja yang Tanya. So mahasiswa seperti ini mau nya gimana? Apa harus dikasih jawaban satu persatu biar maju terus dan semua dapat nilai? Atau dikasih pertanyaan satu persatu biar semuanya dapat nilai sama rata.. dan yang mikir hanya satu, dua, tiga, empat orang saja..? Oh.. No.. Virus ini yang harus dibuang,,,
Kita yang maju dibilang Sok pintar, Caper dan ga mentingin teman yang lainnya, “Kalo Hidup selalu Dengerin Omongan Orang lain, Kita ga akan pernah bisa hidup” :D Begitu lah kata Motivator Favoritku Pak Mario Teguh.. Tuduhan dan fitnah itu kita anggap saja sebagai pembelajaran, toh mereka juga perlu pembelajaran juga. Sama-sama Intropeksi diri J Nabi Muhammad saja pernah bilang, Ambillah kesempatan secepat mungkin. Kira-kira begitu nasehatnya.. Ya jadi mahasiswa juga harus pintar cari kesempatan kan.. masak iya Cuma Ngegosip aja dan gak mau maju.. hehehe

Kita nanya atau kita maju bukan karna kita benci ma mereka, tapi emang itulah tugas kita.. Itu lah tugas mahasiswa, Kritis dan tanggap..Kita itu semuanya belajar, ga ada maksud lain, Jangan langsung berpresepsi negative ma kita, dan langsung bilang kalo kita “Orang Pintar Yang Mau menghabiskan Orang Bodoh” Plis deh.. Gak gitu kale.. sekali lagi kita itu MAHASISWA bukan ANAK SMA
ya tau kita mahasiwa yang bodoh dan masih belajar, Ingat pepatah ubahlah Domba yang lemah menjadi singa yang ganas, Kalo Kalian sebagai mahasiswa ga tanggap, dan nunggu dari mahasiwa lain kalian akan Disergap oleh singa ganas dan kalian akan mati, Kita itu Domba, tapi kita semua mau mengubah domba itu menjadi singa yang ganas Dan siap menerka musuh dari belakang.. Opps Jangan berpikir Negatif dulu kawan, Artinya gini.. ketika dosen menerangkan dan bertanya sama kita, nah disini kita harus jadi singa ganas itu, tanggap.. sama apa yang disuruh dosen, suruh maju, ya maju. suruh Tanya ya Tanya. Jadi mahasiswa ga hanya diam, mendengarkan, dan duduk aja. Apa ga rugi jadi mahasiswa hanya gitu aja? Cari sensasi donk.. Sudah Gede kan.. masak iya mau hidup yang datar-datar saja, apa yang mau dicerikan ke anak-anak penerus kita nanti. “ThinkAgain”
Istilah Biologi “REVOLUSI”. Apa itu ??? Setiap orang yang mampu beradaptasi dia lah yang hidup… So jangan pernah mikir kalo kita yang maju terus, sering bertanya, diaggap Predator dalam kelas, itu salah Besar.. Kita semua belajar disini, ga menganggap sebelah mata. Karena Tugas mahasiswa itu Tanggap, Kritis Peka dan bertanggung Jawab Serta Tidak terus tergantung pada orang lain.

JADILAH MAHASISWA YANG CERDAS BUKAN HANYA SEKEDAR PINTAR J

Dikutib dari Cerita nyataJ